Gerakan Pramuka di
Indonesia yang dahulu di zaman perjuangan kemerdekaan dikenal sebagai Gerakan
Kepanduan pernah dicatat dalam lembaran sejarah perjuangan bangsa ini sebagai
bagian komponen bangsa yang turut andil berjuang pada periode awal berdirinya
bangsa ini. Demikian pula pada periode
sebelum ini, dimana hingga tahun 90-an, kegiatan pramuka di berbagai sekolah dan
atau generasi muda pada umumnya juga sangat terlihat berperan menonjol sebagai
satu diantara wadah pembinaan karakter generasi penerus bangsa. Diakui ataupun tidak, bahwa pola asuh dan
pola bimbingan yang selama ini dijalankan Gerakan Pramuka sangat mempengaruhi
keteguhan para peserta didik dalam mengarungi kesehariaannya.
Yang dimaksud
peserta didik kepramukaan adalah para peserta yang terdaptar pada Gugus Depan
dan secara rutin mengikuti pola pembinaan yang dijalankan para pembinanya, jadi
bukan siswa sekolah yang berseragam pramuka.
Karena, memang dengan adanya kewajiban penggunaan seragam pramuka
sebagai satu diantara seragam sekolah, sehingga seolah-olah, kalau sudah
menggunakan seragam maka otomatis akan memahami filosofi kehidupan anggota
pramuka. Penggunaan seragam pramuka
merupakan langkah awal memperkenalkan Gerakan Pramuka kepada para siswa/i,
namun alangkah akan lebih baik lagi, manakala ditindaklanjuti dengan mengikuti
pelatihan/pembinaan sesuai dengan kaidah-kaidah Gerakan Pramuka.
Dalam tulisan ini,
penulis ingin menyajikan sebagian kegiatan anggota Pramuka yang berada di
sebuah SMA pinggiran yang berada di Kecamatan Sekatak Kabupaten Bulungan Provinsi pemekaran Kalimantan Utara,
dengan harapan melalui tulisan ini dapat memberikan informasi kepada para pihak
serta sangat diharapkan dapat memberikan motivasi bagi seluruh siswa/i yang
kebetulan tempat belajarnya berada jauh dari pusat keramaian.
Sesuai dengan
tingkatan usia, maka sebagai anggota Pramuka tingkat Penegak, tentulah
mempunyai ciri khas kegiatan yang akan berbeda dengan kegiatan bagi para
penggalang apalagi siaga. Dalam hal ini,
langkah H.Zulkifli, SPd. selaku
Kepala SMA Sekatak yang juga merupakan Ketua Kwartir Ranting Sekatak adalah
tepat dengan membentuk Satuan Karya sebagai wadah menghimpun kegiatan para anggota
penegak binaannya.
Melalui pembahasan
guna persiapannya pada bulan Maret 2012 lalu, maka bergulirlah kegiatan Saka
Wana Bakti bagi anggota penegak yang berasal dari SMA Negeri Sekatak dan
pendidikan selama setahun bagi anggota angkatan I telah berakhir melalui
Persami dan penyerahan sertifikat ketrampilan pada tanggal 1-2 Juni 2013. Sehingga sudah selayaknya para alumni
angkatan I ini berterimakasih kepada para pembinanya yang terdiri dari; Hara
Dorianus Sinambela, SPd, Deny Mareta Pujatmiko, SPd, Titin Takke Rannu, SPd dan
Hemy Waryati, AMd, yang dengan tekun dan
ikhlas mendampingi mereka selama pembinaan.
Dengan demikian,
walau berada dan sekolah di sebuah SMA pinggiran namun tidak kehilangan
kesempatan untuk tetap berkreasi dan mengembangkan ketrampilan. Dimana
selama mengikuti 12 x pelatihan berupa teori dan praktek langsung di
lapang, para anggota penegak ini dibagi menjadi (3) kelompok minat ketrampilan,
yaitu; pengukuran dan perpetaan; persemaian dan penanaman serta teknik
monitoring satwa. Peserta didik yang
mengikuti kelompok minat pengukuran dan perpetaan diharapkan dapat menguasai
teknik-teknik pengukuran tingkat dasar, sedangkan yang mengikuti kelompok minat
persemaian dan penanaman sudah jelas mempelajari bagaimana membuat bibit dan
tanaman yang sehat. Satu kelompok minat
lagi yang barangkali terasa asing adalah ketrampilan teknik monitoring satwa,
ketrampilan ini dikembangkan dengan pertimbangan bahwa pada saat sekarang ke
depan komitmen atas pelestarian alam semakin mengemuka dan banyak jenis usaha
yang seharusnya memiliki kegiatan monitoring satwa, namun tenaga lapang untuk
ini masih sangat terbatas.
Satuan Karya
merupakan kolaborasi kegiatan Gerakan Pramuka dengan stakeholders lainnya dalam
bidang-bidang ketrampilan tertentu yang diharapkan dapat turut serta melengkapi
kesiapan dan kemandirian para anggotanya.
Jadi kegiatan anggota Pramuka melalui Satuan Karya dapat dijalankan
dengan mengacu pada kaidah-kaidah kepramukaan dengan tambahan materi yang
spesifik, sehingga ilmunya didapat tanpa kehilangan rasa riang gembira sebagai
suatu ciri khas kegiatan anggota Pramuka.
Bagi unit manajemen
yang bergerak di bidang sumber daya alam di sekitar Bulungan dan Kabupaten Tana Tidung, baik itu
pengelolaan hutan alam, hutan tanaman, perkebunan sawit ataupun pertambangan
batubara kiranya dapat menyerap alumni-alumni SMA Sekatak yang kebetulan tidak
melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.
Diharapkan selain Ijazah kelulusan SMA, mereka yang memiliki tambahan
ketrampilan dengan bukti dimilikinya sertifikat ketrampilan ini dapat dengan
cepat memenuhi keperluan tenaga lapang pada berbagai unit manajemen. Sebagai contoh; bagi pengelola HPH/HTI yang
pada saat ini mengacu pada PHPL, maka terdapat kewajiban melaksanakan monitoring
satwa, demikian pula perkebunan sawit dengan ketentuan RSPO nya, juga indikasi
keberhasilan reklamasi dan pengelolaan lingkungan tambang batubara dapat
dilihat melalui monitoring satwa. Untuk
ini, sebuah SMA di pinggiran Bulungan telah memiliki alumni yang siap mengemban
ketrampilan dimaksud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar