Jumat, 01 Februari 2013

MENCERMATI KEMAMPUAN PASOK KAYU “LOG” MALAYSIA




Berita menggembirakan bagi kalangan perkayuan Indonesia, termasuk di Kalimantan Timur apabila menyimak informasi yang disampaikan Ketua Harian APKINDO dan Kasi Ekspor Hasil Industri yang dimuat Manuntung beberapa hari yang lalu.
Betapa tidak, kalangan industri kayu lapis bias menarik napas lega, setelah sebelumnya menghitung dan mengkaji berbagai aspek produksi di kaitkan adanya kenaikan UMR yang baru di tengah kelesuan pasar. Hingga tentunya berita kenaikan ini tidak hanya mengembirakan para pengusaha, namun bisa dirasakan juga oleh para pekerja dengan adanya kepastian pemasaran barang yang mereka kerjakan.
Menurut Drs. Djoni Topan, kenaikan harga plywood ini salah satu dipengaruhi oleh penurunan produksi kayu lapis di Malaysia dan Brazil yang termasuk saingan berat kayu lapis Indonesia. Timbul suatu pertanyaan, kenapa produksi kayu lapis Malaysia terjadi penurunan, apakah dikarenakan lesunya harga plywood sebelumnya ataukah sulitnya bahan baku atau sebab lainnya.
Walaupun masih terdapat aspek atau factor lainnya yang mempengaruhi harga plywood dunia, namun posisi Malaysia perlu dicermati tersendiri. Karena apa ? Beberapa waktu yang lalu penulis pernah menyampaikan diantaranya : Malaysia selain sebagai produsen plywood juga merupakan eksportir log terbesar. Dimana sebagian besar keperluan bahan baku industri plywood Jepang diimpor dari Malaysia, nah apabila kemungkinan penurunan produksi plywood Malaysia karena mereka lebih suka ekspor log, misalnya ke Jepang. Maka dampak penurunan produksi di Malaysia tidak akan lama karena segera diikuti peningkatan produksi di Jepang.
Apakah memang demikian? Hal inilah yang menarik untuk disimak lebih lanjut. Namun satu hal bahwa sebetulnya trend kenaikan harga plywood sudah bisa terlihat mulai tahun 1995 sebagaimana tergambar dalam grafik di sebelah ini yang diambil dari Buletin ITTO September 1995.
Terlihat jelas trend kenaikan pada bulan Februari hingga Mei 1995 baik untuk plywood Malaysia maupun Indonesia (ketebalan 6 mm) yang berkisar dari US$420 hingga mencapai US$450-460. Pada kurun waktu yang sama, terlihat harga plywood Brazil cukup stabil berkisar US$460.

PRODUKSI LOG
Produksi log dari sejumlah produsen anggota ITTO mengalami penurunan sebanyak 2 persen dari 135,6 juta m3 tahun 1993 menjadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar