Senin, 25 Februari 2013

Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Sifat-sifat Tanah



Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Sifat-sifat Tanah

Ekosistem hutan tersusun oleh tiga komponen utama; tanah, vegetasi dan iklim.  Ketiga komponen ini saling berinteraksi sehingga adanya gangguan terhadap salah satu komponen akan berdampak terhadap komponen lainnya. 

  Karakteristik tanah hutan dibangun oleh; (a) terbentuknya iklim mikro diantara permukaan tanah dan tajuk vegetasi; (b) terdapatnya suatu spectrum organism mikro spesifik pengurai bahan-bahan organic di lantai hutan; (c) terdapatnya proses-proses yang dinamis berupa siklus hara antara komponen tanah-vegetasi dan pencucian basa-basa dari lapisan tanah permukaan ke lapisan tanah yang lebih dalam.

Iklim mikro menghasilkan elemen-elemen iklim yang lembut (mild) terutama suhu dan kelembaban udara di dalam hutan.  Berbeda dengan kondisi diluar hutan, kisaran nilai minimum dan maksimum yang sempit dari kedua elemen iklim mikro tsb sangat optimal bagi perkembangan populasi dan kegiatan organisme mikro tanah.  Disisi lain, beraneka ragamnya jenis tumbuhan di hutan alam memberikan peluang hidup dan berkembangnya organism mikro yang beranekaragam pula jenisnya.  Kedua kondisinya ini memungkinkan serasah yang diproduksi tegakan hutan alam dengan cepat dihumifikasikan dan dimineralisasikan kembali menjadi unsure hara sehingga tidak terjadi pelonggokan bahan organic di lantai hutan. 

 Kisaran umum produksi serasah di hutan alam setiap tahunnya adalah 11 ton/ha.  Bisa dibayangkan bagaimana banyaknya timbunan bahan organic berupa serasah tsb di lantai hutan bila proses humifikasi dan mineralisasi tidak berjalan.

Unsur-unsur hara hasil mineralisasi organism mikro tanah selanjutnya akan digunakan kembali oleh tegakan hutan untuk keperluan hidupnya.  Mekanisme ini dikenal dengan siklus unsure hara.  Namun demikian, disamping pengaruhpositif dari mineralisasi serasah terdapat pula pengaruh negatifnya karena pada saat bahan-bahan organic didekomposisikan, bukan cuma unsur-unsur hara dibebaskan tapi juga diperoleh hasil produksi berupa asam-asam humin.  

 Asam-asam humin ini karena kemasamannya menjadi pelarut yang hebat bagi unsure-unsur basa di dalam tanah.  Dalam bentuk larutan, bsa-basa tsb menjadi mobil dan membuka peluang untuk; (a) diserap oleh akar tegakan atau (b) berpindah dari lapisan atas ke lapisan bawah tanah bersama gerak air perkolasi sehingga tidak terjangkau lagi oleh akar.  Fenomena ini menyebabkab tanah-tanah di bawah tegakan hutan alam miskin akan unsur-unsur basa.

Musnahnya vegetasi penutup tanah dan bahan-bahan organic serta organisme mikro di lantai hutan karena kebakaran tentu akan mengakibatkan perubahan terhadap elemen-elemen iklim mikro serta mekanisme siklus hara.   Sejauhmana dampak yang ditimbulkan dari kebakaran hutan itu terhadap sifat-sifat tanah khususnya dari segi kesuburannya?.  Untuk menjawabnya diperlukan pengkajian tentang peran komponen vegetasi dan komponen tanah dalam mekanisme siklus hara ekosistem hutan.  (disadur dari hal 9-11 pidato pengukuhan Guru Besar; DR. Daddy Ruhiyat/1999).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar