Senin, 11 Maret 2013

Pool Utama Unsur Hara Ekosistem Hutan Alam



Pool Utama Unsur Hara Ekosistem Hutan Alam

Ada dua pool (gudang penyimpan) utama unsure hara dalam ekosistem hutan alam, yaitu; biomassa tegakan dan komponen tanah, khususnya tanah lapisan atas.  Jumlah biomassa tegakan hutan alam primer umumnya berkisar antara 200 hingga 400 ton/ha.  Tegakan hutan campuran Dipterokarpa seperti yang dimiliki Kaltim mempunyai jumlah biomassa lebih tinggi.

Berdasarkan komponen-komponen penyusunnya bahwa biomassa tegakan hutan alam di permukaan tanah terdiri dari; 3% komponen daun, 15 % komponen kayu cabang; 2 % komponen kulit cabang; 71 % komponen kayu batang dan 9 % komponen kulit batang.  Setiap komponen penyusun tegakan mempunyai konsentrasi hara yang berbeda-beda.   Komponen daun memiliki konsentrasi nitrogen, kalsium dan magnesium lebih tinggi daripada komponen lainnya sedangkan konsentrasi unsure kalium paling tinggi dimiliki komponen kulit.

Disamping jumlah biomassanya, konsentrasi hara komponen-komponen penyusun tegakan dari tempat ke tempat bisa bervariasi tergantung kepada jenis pohon, kondisi fisik dan poyensi kesuburan tanah tempat tumbuhnya masing-masing.  Hutan dengan biomassa tegakan yang besar tidak langsung berarti bahwa potensi kesuburan tanahnya tinggi.

Walaupun konsentrasi unsure-unsur haranya paling rendah tetapi karena jumlah biomassanya sangat tinggi (80 % dari total) maka komponen kayu merupakan komponen utama penyimpan unsure pada biomassa tegakan.  Peran komponen kulit (biomassa 10 % dari total) dalam menyimpan kalium juga memerlukan perhatian untuk mengantisipasi kehilangannya dari ekosistem pada saat pemanenan.  

Selain berakumulasi pada tegakan, bahan organic lainnya dalam ekosistem hutan berakumulasi pula di lantai hutan, yang menurut tingkat dekomposisinya dibedakan menjadi humus (sempurna melapuk), forna (sebagian melapuk) dan litter (serasah segar).
Di Kaltim jumlah bahan organic dalam bentuk forna (F) dan litter (L) di lantai hutan adalah 5,2-7,4 ton/hektar, tidak jauh berbeda yang dilaporkan di Puertorico 6 ton/hektar.  Sementara itu, di Malaysia yang hutannya mempunyai struktur tegakan yang sama dengan Kaltim, jumlah F+L itu Cuma 4,4 ton/hektar.
Kisaran kandungan hara bahan organic di lantai hutan hujan tropis yang dilaporkan Sanchez (1973) dari berbagai Negara adalah; N; 74-200 kg/ha; P; 1-7 kg/ha; K; 8-81 kg/ha; Ca; 45-220 kg/ha; Mg; 10-94 kg/ha.  Dibandingkan dengan data Sanchez, data yang dilaporkan Ruhiyat (1989) di kaltim umumnya lebih rendah sebagaimana data berikut :
Komponen
Nitrogen
Kalium
Kalsium
Magnesium
Daun
44,6
10,4
12,8
6,8
Kayu
15
5,7
13,4
2,1
Total
59,6
16,1
26,2
8,9

Hal itu ada kaitannya dengan laju humifikasi dan mineralisasi serasah yang sangat tinggi di wilayah iklim hutan hujan tropis Kaltim.
Pool unsure hara lainnya setelah biomassa tegakan dan bahan organic lantai hutan adalah komponen tanah.  Seperti disebutkan dalam table di bawah ini bahwa bagian terbesar unsure-unsur hara dalam tanah itu tersimpan di lapisan teratas, setebal 0-10 Cm.

Lapisan (Cm)
Karbon
Nitrogen
Kalium
Kalsium
Magnesium
0-10
30,83
2,13
93,7
27,2
35,6
10-20
13,51
1,21
57,2
8,5
13,5
20-30
10,56
1
59
7,6
9,9
30-50
14,96
1,68
108
16,2
18,1
0-50
69,68
6,02
317,9
59,5
77,1

Pentingnya tanah lapisan teratas (0-10) sebagai gudang penyimpan unsure hara dalam tanah terbukti dari peranannya menyimpan 46 % Mg; 46 % Ca; 44 % C; 35 % N dan 30 % K dari jumlahnya masing-masing di lapisan tanah 0-50 Cm.  Sumber unsure hara lapisan tanah teratas sudah jelas adalah bahan organic berupa serasah di lantai hutan.

Dengan demikian dapat terlihat bahwa unsure-unsur hara dalam ekosistem hutan hujan tropis seperti di Kaltim, lebih banyak tersimpan pada biomassa tegakan daripada di dalam tanah sebagaimana data pada table di bawah ini.  Fenomena ini juga dilaporkan oleh banyak peneliti lainnya, dimana kandungan kalsium tanah-tanah hutan di Brazilia bahkan mencapai 0 % karena seluruhnya telah berakumulasi pada biomassa tegakan.  Kondisi ini menyiratkan bahwa mempertahankan potensi tanah hutan alam hanya dapat dilakukan dengan cara mengelola tegakannya sedemikian rupa sehingga mekanisme siklus hara dapat terpelihara.  (disadur dari Hal 12-17; Pidato Pengukuhan Guru Besar DR. Daddy Ruhiyat/1999).

Komponen
Nitrogen
Kalium
Kalsium
Magnesium
Tegakan
16 %
70,5 %
94 %
73 %
Serasah
1 %
1,5 %
2 %
3 %
Tanah
83 5
28 %
4 5
24 %

Tidak ada komentar:

Posting Komentar