Senin, 11 Maret 2013

Pompa Angguk



Pompa Angguk

Pada saat Perang Dunia II bala tentara Jepang pertamakali mendarat di pulau Nusantara adalah di Pulau Tarakan, apa dan kenapa daratan Tarakan menjadi pertimbangan mereka, penulis tidak memahami dengan rinci.  Namun, demikian nampaknya secara geografis perjalanan dari arah utara menuju arah selatan, maka Pulau Tarakan relative dekat dan tidak ada halangan alam.  Kemudian peperangan, sudah pasti mengerahkan perangkat tempur yang otomatis memerlukan bahan bakar, nach hal ini juga sudah tersedia di Pulau Tarakan sebagai satu diantara sumber minyak yang telah produksi.


Konon penggalian sumur-sumur minyak di pulau Tarakan telah dimulai sejak jaman Hindia Belanda yang hingga kini masih bisa ditemukan sumur-sumur tua bahkan masih terdapat sumur tua yang menghasilkan walau dengan jumlah yang terbatas.    Saksi sejarah yang dengan mudah kita temukan adalah keberadaan Pompa Angguk yang pernah berjasa memompa keluar sekian barel minyak dari dalam perut bumi.

Pertanyaan lain tentang sumur minyak jaman Hindia Belanda ini adalah; “mungkinkah bagi hasil minyak dari Tarakan yang kala itu masih dibawah kuasa Kesultanan Bulungan ada yang tertinggal nun jauh di Eropa sana.?”  Logika sederhananya adalah; barangkali terjadi perjanjian antara Hindia Belanda dengan penguasa Kesultanan pada saat itu dan tidak tertutup kemungkinan bahwa pihak Hindia Belanda tidak membayarkan bagi hasil secara penuh, melainkan atas persetujuan kesultanan disimpan di Eropa sana.   Tugas para sejarawan Nusantara menelusuri kemungkinan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar