Kontainer dan Pertumbuhan Bibit
Pemilihan
ukuran dan jenis container yang akan digunakan sebaiknya ditinjau dari beberapa
aspek, yaitu; aspek kualitas bibit yang dihasilkan dan juga aspek teknis
pekerjaan pembuatan bibit misalnya, kemudahan pengerjaan, jumlah keperluan
media, kapasitas total persemaian dan total biaya yang diperlukan.
Pada
tinjauan aspek kualitas bibit biasanya digunakan beberapa parameter seperti
diameter, tinggi bibit, berat kering tajuk dan akar, rasio akar tajuk dan
indeks mutu bibit. Kualitas bibibt
secara keseluruhan dalam arti tidak hanya secara visual tetapi juga
memperhitungkan biomassa akar dan tajuk dapat ditunjukan oleh indeks mutu
bibit. Bibit dengan indeks mutu bibit
yang relative tinggi mempunyai kecenderungan mempunyai daya survival
tinggi. Sedangkan perkembangan akar
ditunjukan oleh rasio akar tajuk (root/shoot ratio) yang berimbang disamping
oleh kenampakan visual perakarannya.
Pada
percobaan yang dilakukan oleh Maria Endah Ambarwati (1999) tampak jelas adanya
kecenderungan bahwa semakin besar volume container yang berarti semakin besar
pula volume media semai maka semakin tinggi pula nilai setiap parameter. Nilai paling ekstrim tinggi diantara
perlakuan container adalah jenis Pottrays (200 cc) dan Polybag (250 cc), dimana
pada kedua container ini semua parameter, kecuali shoot/root ratio selalu jauh
lebih tinggi daripada yang lain.
Sedangkan ekstrim terendah adalah polytube ukuran (55 cc).
Diantara
dua nilai ekstrim tsb Airblock dan Sideslit menempati nilai tengah yang pada
setiap parameternya berganti-ganti kedudukannya dan sering tidak berbeda nyata
diantara ketiganya.
Pada
parameter indeks mutu bibit, Polytube (90 cc) lebih baik daripada Sideslit dan
Airblock namun ternyata bisa dianggap sama baiknya (tidak berbeda nyata). Hal ini dipengaruhi oleh tinggi dan berat
kering akar pada polytube (90 cc) lebih tinggi daripada keduanya. Walaupun secara kuantitatif bert kering akar
pada Polytube (90 cc) lebih tinggi tetapi bulu-bulu akar pada Sideslit dan
Airblock berkembang lebih baik sehingga perakaran berbentuk seperti sikat.
Sebagian
besar parameter yang diukur menunjukan bahwa Polybag dengan volume 250 cc yang
memberikan pertumbuhan bibit terbaik.
Namun demikian pada parameter root/shoot ratio tampak bahwa nilai
optimal justru diduduki oleh Airblock pada dosis pemupukan (3 cc) dan Sideslit
pada dosis pemupukan (5 cc).
Berdasarkan
parameter-parameter yang telah disebutkan tadi, dapat disimpulkan bahwa secara
umum semakin besar volume media akan semakin baik pertumbuhan bibit. Namun demikian bentuk dan konstruksi
container berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit. Sedangkan menurut aspek teknis pekerjaan, ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan seperti volume container yang terlalu
besar perlu dipertimbangkan dengan kapasitas persemaian serta ketersediaan
sumber media.
Walaupun Polybag
memberikan pertumbuhan bibit paling tinggi, tetapi sehubungan dengan besarnya
volume, sehingga kebutuhan media lebih tinggi yang juga memerlukan HOK yang
lebih banyak pula. Selain itu, pada umur
bibit siap tanam (3 bulan Acasia mangium) bibit dengan Polybag memiliki akar
yang kurang kompak yang akan mempengaruhi keberhasilan prosen tumbuh di
lapangan. Dan yang tidak kalah
pentingnya adalah Polybag tidak memiliki pengarah akar, sehingga tanaman di
lapangan yang berasal dari polybag akan mudah roboh dikarenakan system
perakaran yang terbentuk tidak sebaik dibandingkan dengan tanaman yang
diproduksi dengan container yang memiliki pengarah akar.
Dengan
demikian penggunaan container untuk produksi bibit pada pengelolaan hutan
tanaman direkomendasikan dengan menggunakan Polytube, Sideslit atau Airblock
dengan volume (90 – 100 cc).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar