Selasa, 12 Maret 2013

Kontainer dan Pertumbuhan Bibit



Kontainer dan Pertumbuhan Bibit

Pemilihan ukuran dan jenis container yang akan digunakan sebaiknya ditinjau dari beberapa aspek, yaitu; aspek kualitas bibit yang dihasilkan dan juga aspek teknis pekerjaan pembuatan bibit misalnya, kemudahan pengerjaan, jumlah keperluan media, kapasitas total persemaian dan total biaya yang diperlukan.

Pada tinjauan aspek kualitas bibit biasanya digunakan beberapa parameter seperti diameter, tinggi bibit, berat kering tajuk dan akar, rasio akar tajuk dan indeks mutu bibit.  Kualitas bibibt secara keseluruhan dalam arti tidak hanya secara visual tetapi juga memperhitungkan biomassa akar dan tajuk dapat ditunjukan oleh indeks mutu bibit.  Bibit dengan indeks mutu bibit yang relative tinggi mempunyai kecenderungan mempunyai daya survival tinggi.  Sedangkan perkembangan akar ditunjukan oleh rasio akar tajuk (root/shoot ratio) yang berimbang disamping oleh kenampakan visual perakarannya.

Pada percobaan yang dilakukan oleh Maria Endah Ambarwati (1999) tampak jelas adanya kecenderungan bahwa semakin besar volume container yang berarti semakin besar pula volume media semai maka semakin tinggi pula nilai setiap parameter.  Nilai paling ekstrim tinggi diantara perlakuan container adalah jenis Pottrays (200 cc) dan Polybag (250 cc), dimana pada kedua container ini semua parameter, kecuali shoot/root ratio selalu jauh lebih tinggi daripada yang lain.  Sedangkan ekstrim terendah adalah polytube ukuran (55 cc).

Diantara dua nilai ekstrim tsb Airblock dan Sideslit menempati nilai tengah yang pada setiap parameternya berganti-ganti kedudukannya dan sering tidak berbeda nyata diantara ketiganya.

Pada parameter indeks mutu bibit, Polytube (90 cc) lebih baik daripada Sideslit dan Airblock namun ternyata bisa dianggap sama baiknya (tidak berbeda nyata).  Hal ini dipengaruhi oleh tinggi dan berat kering akar pada polytube (90 cc) lebih tinggi daripada keduanya.  Walaupun secara kuantitatif bert kering akar pada Polytube (90 cc) lebih tinggi tetapi bulu-bulu akar pada Sideslit dan Airblock berkembang lebih baik sehingga perakaran berbentuk seperti sikat.

Sebagian besar parameter yang diukur menunjukan bahwa Polybag dengan volume 250 cc yang memberikan pertumbuhan bibit terbaik.  Namun demikian pada parameter root/shoot ratio tampak bahwa nilai optimal justru diduduki oleh Airblock pada dosis pemupukan (3 cc) dan Sideslit pada dosis pemupukan (5 cc).

Berdasarkan parameter-parameter yang telah disebutkan tadi, dapat disimpulkan bahwa secara umum semakin besar volume media akan semakin baik pertumbuhan bibit.  Namun demikian bentuk dan konstruksi container berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit.  Sedangkan menurut aspek teknis pekerjaan, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan seperti volume container yang terlalu besar perlu dipertimbangkan dengan kapasitas persemaian serta ketersediaan sumber media. 

 Walaupun Polybag memberikan pertumbuhan bibit paling tinggi, tetapi sehubungan dengan besarnya volume, sehingga kebutuhan media lebih tinggi yang juga memerlukan HOK yang lebih banyak pula.  Selain itu, pada umur bibit siap tanam (3 bulan Acasia mangium) bibit dengan Polybag memiliki akar yang kurang kompak yang akan mempengaruhi keberhasilan prosen tumbuh di lapangan.  Dan yang tidak kalah pentingnya adalah Polybag tidak memiliki pengarah akar, sehingga tanaman di lapangan yang berasal dari polybag akan mudah roboh dikarenakan system perakaran yang terbentuk tidak sebaik dibandingkan dengan tanaman yang diproduksi dengan container yang memiliki pengarah akar.

Dengan demikian penggunaan container untuk produksi bibit pada pengelolaan hutan tanaman direkomendasikan dengan menggunakan Polytube, Sideslit atau Airblock dengan volume (90 – 100 cc).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar