Senin, 25 Maret 2013

Lesser Known Species



Pemanenan hasil hutan di Indonesia, utamanya di Kalimantan Timur telah dimulai sejak tahun 70 an, sehingga hingga kini di tahun 2013 berarti telah lebih dari 30 tahun yang berarti pula telah menyelesaikan rotasi pemanenan pertama dan telah mulai memasuki rotasi kedua, manakala kawasan hutan dimaksud dikelola secara berkesinambungan oleh unit konsesi yang sama.  Padahal terdapat pula kawasan hutan, dimana pemegang konsesi yang awal tidak diperpanjang dan berlakulah izin konsesi baru kepada unit konsesi yang baru dengan tata ruang pemanenan yang baru pula.

Sebagaimana diketahui bersama bahwa kawasan hutan Kalimantan Timur sebagai bagian Hutan Hujan Tropis memiliki jenis pohon yang telah menjadi branding produk kayu lapis Indonesia, yaitu; Meranti.   Pasar internasional sudah terlanjur mengenal bahwa produk kayu lapis unggulan Indonesia adalah kayu lapis yang Face/Back menggunakan Meranti.   

Tentunya pasokan log meranti tidak akan sebanyak dan semudah periode sebelumnya, mengingat banyak kawasan hutan yang telah mengalami rotasi kedua bahkan mungkin terdapat yang memasuki rotasi ketiga.  Dimana pemanenan pada rotasi pertama lebih banyak diekstraksi jenis-jenis floater termasuk didalamnya berbagai jenis meranti, selain dikarenakan baru jenis-jenis meranti yang laku diekspor, juga dikarenakan pada rotasi pertama lebih banyak pengangkutan menggunakan rakit dan belum banyak menggunakan ponton, sehingga jenis-jenis sinkler belum banyak diekstraksi.

Jadi merupakan kondisi yang wajar, manakala pemanenan hasil hutan pada rotasi kedua akan didominasi jenis-jenis yang sebelumnya kurang dikenal atau belum laku dipasarkan dan beberapa jenis sinkler.   Bukan tidak ada lagi meranti, karena bumi Kalimantan Timur merupakan kampong tempat tumbuhnya jenis meranti jadi meranti tetap akan tersedia, namun industry hilir pengguna kayu sudah seharusnya mulai mengenal dan menyesuaikan dengan beragam jenis kayu lainnya yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.

Pengenalan berbagai jenis kayu yang belum termanfaatkan memang memerlukan penyesuaian teknologi dan cara kerja di industry pengolah serta diperlukan pula promosi dan edukasi pasar guna mulai pula memanfaatkan produk-produk kayu dengan bahan baku non meranti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar