Selasa, 12 Maret 2013

Sertifikasi Hutan VS Harga Jual Produk






Sertifikasi Hutan VS Harga Jual Produk

Pada awalnya para pegiat sertifikasi hutan mempunyai harapan dan obsesi bahwa produk akhir (dalam hal ini plywood) yang diproduksi dengan bahan bakunya berasal dari hutan yang telah disertifikasi akan mendapat perlakuan harga yang istimewa, minimal memiliki perbedaan harga yang significant dengan produk yang dihasilkan bukan dari hutan yang telah disertifikasi. 

 Namun, walaupun ITTO sebelumnya telah mencanangkan target ecolabeling tahun 2000 dan ITTO bermarkas di Jepang, akan tetapi pasar Jepang sebagai pasar plywood Indonesia yang paling dominat belum memberikan perhatian lebih.  Baru dalam 1-2 tahun terakhir ini sebagian pasar Jepang memberikan perhatian, itupun dengan variasi harga yang hanya sekitar US$ 10-20/m3.  Sebagian lainnya masih cenderung atas kecocokan kwalitas dan harga tanpa mau repot dengan asal-usul bahan baku, yang penting kwalitas dengan jenis kayu cocok kemudian harga deal, maka pengapalan akan berjalan.

Untuk itu, para pemilik unit usaha konsesi yang sebagian besar men-suply bahan baku plywood sebaiknya tidak menempatkan keistimewaan harga jual sebagai motivasi utama mengembangkan sertifikasi hutan.  Akan tetapi lebih kepada akan kebutuhan bahwa melalui sertifikasi hutan diharapkan dapat mendorong adanya kepastian kawasan hutan yang dapat menjaga kesinambungan usaha.  Itupun, diperlukan komitmen semua pemangku kepentingan, tidak hanya komitment seluruh internal unit management, namun diperlukan pula dukungan dan komitmen pemangku kepentingan lainnya, baik itu penyelenggara Negara, masyarakat terdekat ataupun masyarakat jauh termasuk pemerhati yang concern atas forest sustainable management.



 


                   
                       
                    
                                                                                                         






Tidak ada komentar:

Posting Komentar