Pemeliharaan Tanaman HTI
Kegiatan
perawatan atau pemeliharaan tanaman pada pengelolaan Hutan Tanaman (HTI)
mencakup beberapa kegiatan, yaitu;
1.
Penyulaman (replanting); kegiatan
penyulaman harus segera dilakukan dan tidak
terlalu lama pasca penanaman, supaya tanaman hasil penyulaman masih bias
mengimbangi pertumbuhan tanaman awalnya.
Untuk itu, satu minggu setelah selesainya kegiatan penanaman, maka petak
tanaman harus segera dilakukan pemeriksaan keberhasilan tanaman guna mengetahui
prosen tumbuh tanaman. Penyulaman hanya
dilakukan pada petak-petak yang memiliki prosen tumbuh dibawah 95 % tanaman
hidup alias kematian tanaman diatas 5 % dengan jenis tanaman yang sama.
2.
Penyiangan (weeding); penyiangan
dilakukan secara manual menggunakan parang, dimana semua rumput atau gulma
ditebas rata tanah serta membebaskan batang tanaman dari lilitan gulma yang
kalau terlambat kadangkala akan mencekik batang tanaman. Frekwensi penyiangan disesuaikan dengan
kondisi pertumbuhan gulma, namun umumnya 3-4 x dalam setahun sampai dengan umur
tanaman 2 tahun. Setelah itu, diharapkan
tajuk tanaman sudah menutupi tanah sehingga pertumbuhan gulma akan
tertekan. Selain penyiangan sekaligus
juga dilakukan pendangiran alias penggemburan tanah di sekeliling batang
tanaman.
3.
Pemupukan (fertilizing); pemupukan
diharapkan dapat melengkapi keperluan hara yang diperlukan tanaman sehingga
dapat mencapai pertumbuhan yang optimal.
Apabila menggunakan pupuk dasar pada saat penanaman, maka sebaiknya
pemupukan berikutnya dilakukan setelah tanaman berumur 4-6 bulan. Sedangkan apabila tanpa pupuk dasar,
sebaiknya 1-2 minggu setelah penanaman diikuti dengan pemupukan.
Jenis dan dosis pupuk sebaiknya disesuaikan
dengan kandungan hara yang ada di lokasi tanaman dengan keperluan jenis
tanaman, sehingga tidak kekurangan atau berlebihan. Untuk itu, soil matching analysis sangat
diperlukan supaya pemupukan dapat dilakukan dengan tepat sehingga tidak
menimbulkan kehilangan biaya pupuk yang tidak perlu.
4.
Hama & Penyakit; penanaman pada
Hutan Tanaman akan menggunakan jenis yang seragam/monokultur yang akan
meningkatkan kemungkinan terjadinya serangan hama & penyakit tanaman, guna
meminimalkan dampak monokultur ini ada baiknya penanaman dengan menggunakan
jenis yang berbeda pada sub-blok tanaman.
Penanaman dengan pengaturan jenis pada sub-blok tanaman diharapkan dapat
mencegah munculnya serangan hama & penyakit tanaman namun tetap
mempertimbangkan klas jenis pengusahaan sesuai tujuan penggunaannya. Misalnya, klas jenis pengusahaan untuk supply
pulp & kertas dapat mengkombinasikan; Acasia mangium, Eucalyptus dan
Gmelina atau klas jenis pengusahaan plywood dapat mengkombinasikan; Sengon dan
Jabon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar