Sabtu, 02 Maret 2013

Pemeliharaan Tanaman HTI



Pemeliharaan Tanaman HTI

Kegiatan perawatan atau pemeliharaan tanaman pada pengelolaan Hutan Tanaman (HTI) mencakup beberapa kegiatan, yaitu;

1.      Penyulaman (replanting); kegiatan penyulaman harus segera dilakukan dan tidak  terlalu lama pasca penanaman, supaya tanaman hasil penyulaman masih bias mengimbangi pertumbuhan tanaman awalnya.  Untuk itu, satu minggu setelah selesainya kegiatan penanaman, maka petak tanaman harus segera dilakukan pemeriksaan keberhasilan tanaman guna mengetahui prosen tumbuh tanaman.  Penyulaman hanya dilakukan pada petak-petak yang memiliki prosen tumbuh dibawah 95 % tanaman hidup alias kematian tanaman diatas 5 % dengan jenis tanaman yang sama.

2.      Penyiangan (weeding); penyiangan dilakukan secara manual menggunakan parang, dimana semua rumput atau gulma ditebas rata tanah serta membebaskan batang tanaman dari lilitan gulma yang kalau terlambat kadangkala akan mencekik batang tanaman.  Frekwensi penyiangan disesuaikan dengan kondisi pertumbuhan gulma, namun umumnya 3-4 x dalam setahun sampai dengan umur tanaman 2 tahun.  Setelah itu, diharapkan tajuk tanaman sudah menutupi tanah sehingga pertumbuhan gulma akan tertekan.  Selain penyiangan sekaligus juga dilakukan pendangiran alias penggemburan tanah di sekeliling batang tanaman.

3.      Pemupukan (fertilizing); pemupukan diharapkan dapat melengkapi keperluan hara yang diperlukan tanaman sehingga dapat mencapai pertumbuhan yang optimal.  Apabila menggunakan pupuk dasar pada saat penanaman, maka sebaiknya pemupukan berikutnya dilakukan setelah tanaman berumur 4-6 bulan.  Sedangkan apabila tanpa pupuk dasar, sebaiknya 1-2 minggu setelah penanaman diikuti dengan pemupukan.   

 Jenis dan dosis pupuk sebaiknya disesuaikan dengan kandungan hara yang ada di lokasi tanaman dengan keperluan jenis tanaman, sehingga tidak kekurangan atau berlebihan.  Untuk itu, soil matching analysis sangat diperlukan supaya pemupukan dapat dilakukan dengan tepat sehingga tidak menimbulkan kehilangan biaya pupuk yang tidak perlu.

4.      Hama & Penyakit; penanaman pada Hutan Tanaman akan menggunakan jenis yang seragam/monokultur yang akan meningkatkan kemungkinan terjadinya serangan hama & penyakit tanaman, guna meminimalkan dampak monokultur ini ada baiknya penanaman dengan menggunakan jenis yang berbeda pada sub-blok tanaman.  Penanaman dengan pengaturan jenis pada sub-blok tanaman diharapkan dapat mencegah munculnya serangan hama & penyakit tanaman namun tetap mempertimbangkan klas jenis pengusahaan sesuai tujuan penggunaannya.  Misalnya, klas jenis pengusahaan untuk supply pulp & kertas dapat mengkombinasikan; Acasia mangium, Eucalyptus dan Gmelina atau klas jenis pengusahaan plywood dapat mengkombinasikan; Sengon dan Jabon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar