Selasa, 04 Juni 2013

KEGIATAN PRAMUKA SMA PINGGIRAN



Gerakan Pramuka di Indonesia yang dahulu di zaman perjuangan kemerdekaan dikenal sebagai Gerakan Kepanduan pernah dicatat dalam lembaran sejarah perjuangan bangsa ini sebagai bagian komponen bangsa yang turut andil berjuang pada periode awal berdirinya bangsa ini.  Demikian pula pada periode sebelum ini, dimana hingga tahun 90-an, kegiatan pramuka di berbagai sekolah dan atau generasi muda pada umumnya juga sangat terlihat berperan menonjol sebagai satu diantara wadah pembinaan karakter generasi penerus bangsa.  Diakui ataupun tidak, bahwa pola asuh dan pola bimbingan yang selama ini dijalankan Gerakan Pramuka sangat mempengaruhi keteguhan para peserta didik dalam mengarungi  kesehariaannya.


Yang dimaksud peserta didik kepramukaan adalah para peserta yang terdaptar pada Gugus Depan dan secara rutin mengikuti pola pembinaan yang dijalankan para pembinanya, jadi bukan siswa sekolah yang berseragam pramuka.  Karena, memang dengan adanya kewajiban penggunaan seragam pramuka sebagai satu diantara seragam sekolah, sehingga seolah-olah, kalau sudah menggunakan seragam maka otomatis akan memahami filosofi kehidupan anggota pramuka.   Penggunaan seragam pramuka merupakan langkah awal memperkenalkan Gerakan Pramuka kepada para siswa/i, namun alangkah akan lebih baik lagi, manakala ditindaklanjuti dengan mengikuti pelatihan/pembinaan sesuai dengan kaidah-kaidah Gerakan Pramuka.

Dalam tulisan ini, penulis ingin menyajikan sebagian kegiatan anggota Pramuka yang berada di sebuah SMA pinggiran yang berada di Kecamatan Sekatak Kabupaten Bulungan Provinsi pemekaran Kalimantan Utara, dengan harapan melalui tulisan ini dapat memberikan informasi kepada para pihak serta sangat diharapkan dapat memberikan motivasi bagi seluruh siswa/i yang kebetulan tempat belajarnya berada jauh dari pusat keramaian.

Sesuai dengan tingkatan usia, maka sebagai anggota Pramuka tingkat Penegak, tentulah mempunyai ciri khas kegiatan yang akan berbeda dengan kegiatan bagi para penggalang apalagi siaga.  Dalam hal ini, langkah H.Zulkifli, SPd. selaku Kepala SMA Sekatak yang juga merupakan Ketua Kwartir Ranting Sekatak adalah tepat dengan membentuk Satuan Karya sebagai wadah menghimpun kegiatan para anggota penegak binaannya.   

Melalui pembahasan guna persiapannya pada bulan Maret 2012 lalu, maka bergulirlah kegiatan Saka Wana Bakti bagi anggota penegak yang berasal dari SMA Negeri Sekatak dan pendidikan selama setahun bagi anggota angkatan I telah berakhir melalui Persami dan penyerahan sertifikat ketrampilan pada tanggal 1-2 Juni 2013.  Sehingga sudah selayaknya para alumni angkatan I ini berterimakasih kepada para pembinanya yang terdiri dari; Hara Dorianus Sinambela, SPd, Deny Mareta Pujatmiko, SPd, Titin Takke Rannu, SPd dan Hemy Waryati, AMd,  yang dengan tekun dan ikhlas mendampingi mereka selama pembinaan. 

Dengan demikian, walau berada dan sekolah di sebuah SMA pinggiran namun tidak kehilangan kesempatan untuk tetap berkreasi dan mengembangkan ketrampilan.  Dimana  selama mengikuti 12 x pelatihan berupa teori dan praktek langsung di lapang, para anggota penegak ini dibagi menjadi (3) kelompok minat ketrampilan, yaitu; pengukuran dan perpetaan; persemaian dan penanaman serta teknik monitoring satwa.   Peserta didik yang mengikuti kelompok minat pengukuran dan perpetaan diharapkan dapat menguasai teknik-teknik pengukuran tingkat dasar, sedangkan yang mengikuti kelompok minat persemaian dan penanaman sudah jelas mempelajari bagaimana membuat bibit dan tanaman yang sehat.  Satu kelompok minat lagi yang barangkali terasa asing adalah ketrampilan teknik monitoring satwa, ketrampilan ini dikembangkan dengan pertimbangan bahwa pada saat sekarang ke depan komitmen atas pelestarian alam semakin mengemuka dan banyak jenis usaha yang seharusnya memiliki kegiatan monitoring satwa, namun tenaga lapang untuk ini masih sangat terbatas.


Satuan Karya merupakan kolaborasi kegiatan Gerakan Pramuka dengan stakeholders lainnya dalam bidang-bidang ketrampilan tertentu yang diharapkan dapat turut serta melengkapi kesiapan dan kemandirian para anggotanya.  Jadi kegiatan anggota Pramuka melalui Satuan Karya dapat dijalankan dengan mengacu pada kaidah-kaidah kepramukaan dengan tambahan materi yang spesifik, sehingga ilmunya didapat tanpa kehilangan rasa riang gembira sebagai suatu ciri khas kegiatan anggota Pramuka. 

Bagi unit manajemen yang bergerak di bidang sumber daya alam di sekitar Bulungan dan Kabupaten Tana Tidung, baik itu pengelolaan hutan alam, hutan tanaman, perkebunan sawit ataupun pertambangan batubara kiranya dapat menyerap alumni-alumni SMA Sekatak yang kebetulan tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.  Diharapkan selain Ijazah kelulusan SMA, mereka yang memiliki tambahan ketrampilan dengan bukti dimilikinya sertifikat ketrampilan ini dapat dengan cepat memenuhi keperluan tenaga lapang pada berbagai unit manajemen.  Sebagai contoh; bagi pengelola HPH/HTI yang pada saat ini mengacu pada PHPL, maka terdapat kewajiban melaksanakan monitoring satwa, demikian pula perkebunan sawit dengan ketentuan RSPO nya, juga indikasi keberhasilan reklamasi dan pengelolaan lingkungan tambang batubara dapat dilihat melalui monitoring satwa.  Untuk ini, sebuah SMA di pinggiran Bulungan telah memiliki alumni yang siap mengemban ketrampilan dimaksud.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar