Sabtu, 23 Maret 2013

Hutan Mangrove




Pasca terjadinya tsunami di Aceh yang mengakibatkan sangat banyak kerusakan, pada saat itu banyak pihak yang mulai mengemukakan betapa pentingnya peran hutan mangrove sebagai filter gelombang/abrasi bahkan mungkin terjangan tsunami.  Memang sebagaimana diketahui bersama keberadaan kawasan hutan mangrove yang mengelilingi tepian pulau seolah mempertegas bahwa hutan mangrove merupakan lingkaran sabuk pengaman bagi daratan yang dikelilinginya.

Namun, demikian seiring dengan pemanfaatan ekonomi berupa pertambakan yang dilaksanakan di dalam kawasan hutan mangrove sebagaimana banyak terjadi di wilayah Kalimantan Timur, utamanya di sepanjang Delta Mahakam wilayah Samarinda/Kutai Kartanegara dan di wilayah utara yang nyaris menghabiskan keberadaan kawasan hutan mangrove.

Manakala kita menyusuri laut penghubung beberapa pulau di wilayah utara Kaltim atau menyusuri sungai Mahakam menuju laut lepas, maka akan ditemukan banyak aktivitas pertambakan yang hanya menyisakan sedikit bagian saja dari kawasan mangrove.  Bahkan akan lebih jelas lagi, manakala kita terbang menggunakan pesawat perintis yang terbang relative rendah.

Kesadaran akan betapa pentingnya peran dan keberadaan kawasan hutan mangrove sudahlah mulai mengemuka, akan tetapi upaya rehabilitasi yang mengarah pada perbaikan kawasan tersebut belumlah significant.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar