Minggu, 03 Maret 2013

Dari Anakan Hingga Panen



Dari Anakan Hingga Panen

Pengelolaan hutan alam kadangkala dipersepsikan dengan tidak lengkap, dimana seolah-olah mengelola hutan alam identik alias sama dengan nebang kayu semata.  Padahal pengelolaan hutan alam tidak sesederhana itu, dikarenakan penebangan atau pemanenan kayu hanyalah satu diantara sekian banyak tahapan kegiatan yang harus dikelola secara berimbang dan terus menerus. 

 Untuk itu, seorang rimbawan pekerja yang bergerak pada bidang pemanenan kayu dan sebelumnya terlibat dalam operasional penanaman hutan, maka dia akan memperlakukan kayu tebangannya dengan penuh hati-hati karena dipahami bahwa menumbuhkan sebiji anakan Meranti hingga dewasa dan akhirnya layak untuk dipanen memerlukan upaya dan waktu yang panjang.  


 Demikian pula rimbawan pekerja yang bertugas pada operasional penanaman hutan dan sebelumnya terlibat dalam pemanenan kayu maka dia akan hati-hati dan dengan penuh komitmen menumbuhkan sebiji anakan Meranti dengan harapan suatu saat nanti anakan itu bisa tumbuh dan tumbuh hingga pada waktunya dapat dipanen.

Berdasarkan banyak literature, disebutkan bahwa riap atau pertambahan tumbuh diameter Meranti sekitar 1 Cm per tahun, bahkan pengalaman penulis pada beberapa jenis Meranti pertambahan tumbuh diameternya hanya sekitar 0,65 - 0,8 Cm per tahun.  Sehingga dapat diperkirakan, untuk dapat memanen meranti dengan diameter 50 Cm, maka diperlukan waktu lebih dari 50 tahun.

Kesadaran atas lamanya waktu yang diperlukan ini, diharapkan dapat menumbuhkembangkan pemahaman dan komitmen para pihak yang terkait dengan operasional pengelolaan hutan secara utuh, demikian pula para pihak yang menggunakan sumber daya kayu sebagai bahan baku produksinya.   Dengan demikian, upaya-upaya pengelolaan hutan lestari akan terwujud dan hutan Kalimantan alias Borneo Tropical Rain Forest tetap akan Sustain.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar