Kegiatan pembukaan wilayah hutan, utamanya
pembuatan jalan angkutan kayu dilaksanakan pada tahun pertama sebelum kegiatan
pemanenan (Et-1).
Perencanaan pembuatan
jalan angkutan kayu meliputi; jalan utama dan jalan cabang dengan urutan
kegiatan, antara lain ;
1.
Pembuatan trace jalan di atas peta
rencana jalan (skala 1 : 10.000).
2.
Pembuatan jalur trace jalan di lapangan
selebar sekitar 2 meter.
3.
Pemasangan ajir sebagai tanda poros
bakal badan jalan.
4.
Pelaksanaan pembuatan jalan dengan
menggunakan alat berat.
Teknis pembuatan jalan angkutan kayu dengan
urutan kegiatan berupa;
1.
Pioneering, kegiatan pembukaan
daerah milik jalan (DMJ) yang meliputi pembersihan semua tanaman atau material
lainnya yang berada di atas jalur jalan.
2.
Stripping top soil, kegiatan
pengupasan dan pengumpulan top soil setebal 10-20 cm kearah kanan-kiri bakal
badan jalan.
3.
Cut and Fill, kegiatan pemindahan
tanah untuk pembentukan badan jalan melalui proses penggalian/pemotongan dan
pengurugan.
4.
Grading and leveling, kegiatan
pembentukan dan perataan badan jalan setelah dilakukan proses gali urug.
5.
Compacting 1st, kegiatan
pemadatan badan jalan yang masih berupa jalan tanah.
6.
Ripping and dozing, khusus untuk
jalan utama, merupakan kegiatan pengumpulan batuan sebagai bahan lapis
perkerasan jalan.
7.
Loading, transporting and unloading,
khusus untuk jalan utama, merupakan kegiatan pemuatan, pengangkutan dan pembongkaran
material pengeras jalan.
8.
Spreading/leveling, khusus untuk
jalan utama, merupakan kegiatan menebar dan meratakan material pengeras di atas
badan jalan.
9.
Compacting 2nd, khusus
untuk jalan utama, merupakan kegiatan pemadatan kedua terhadap badan jalan yang
telah mendapat penebaran dan perataan material perkerasan.
Sedangkan mengenai spesifikasi jalan yang akan
dibuat adalah sebagai berikut :
A.
Jalan Utama
1.
Kerapatan jalan sekitar 5 m/hektar.
2.
Lebar badan jalan sekitar 10 meter
3.
Lebar perkerasan jalan sekitar 8
meter.
4.
Lebar selokan kiri-kanan badan jalan
masing-masing sekitar 0,75 meter.
5.
Lebar daerah milik jalan (DMJ)
maksimum 25 meter.
6.
Kemiringan maksimum 7 %.
7.
Jarak pandang minimum 40 meter.
8.
Radius belokan minimum 30 meter.
B.
Jalan Cabang
1.
Kerapatan jalan sekitar 10 m/hektar.
2.
Lebar badan jalan sekitar 8 meter.
3.
Tanpa perkerasan dan pemadatan ke-2.
4.
Lebar selokan kiri-kanan badan jalan
masing-masing 0,5 meter.
5.
Lebar daerah milik jalan maksimum 20
meter.
6.
Kemiringan maksimum 10%.
7.
Jarak pandang minimum 20 meter.
8.
Radius belokan minimum 20 meter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar