Selain memusnahkan
vegetasi dan bahan organic di lantai hutan, kebakaran hutan akan mengubah
sifat-sifat kimia serta mikrobiologi tanah.
Vegetasi hutan yang terbakar akan menghasilkan abu yang berisikan
berbagai unsure hara. Jumlah dan susunan
kimia abu tegakan hutan hujan tropis belum banyak diketahui. Namun demikian, berbagai ahli mengemukakan
bahwa kandungan hara abu tegakan itu dipengaruhi oleh jenis tanah tempat tumbuh
tegakan yang bersangkutan.
Miskinnya kandungan
unsure-unsur basa tanah oxisols dan ultisols dibandingkan dengan alfisols
tercermin dari rendahnya kandungan unsure-unsur tersebut pada abu tegakan
hutannya. Begitu pula lebih tuanya
perkembangan tanah oxisols daripada ultisols tercermin dari kandungan hara abu
tegakannya yang lebih rendah. Dalam
konteks tanah-tegakan ini, dapat diduga bahwa ultisols Kaltim memiliki harkat
kesuburan lebih tinggi daripada ultisols Peru.
Dibandingkan dengan
masing-masing kandungan hara yang semula tersimpan pada biomassa tegakan,
kandungan hara abu tegakan lebih kecil, yaitu; N – 23 %; K – 25 %; Ca-49 % dan
Mg- 32 %. Penyebabnya adalah tidak semua
biomassa tegakan, terutama komponen batang dan cabang habis terbakar, umumnya
Cuma; daun, ranting, cabang kecil dan komponen-komponen kecil lainnya yang
mudah mongering. Disamping itu, seperti
dilaporkan Khanna dan Woods(1984) pada saat bahan organic terbakar, maka
terjadi volatilisasi, yaitu; menguapnya sebagian unsure hara dalam bentuk gas
ke udara. Kehilangan karena volatilisasi
itu, unsure N-55 %; K- 43,5 %; Mg- 26,5 % dan Ca-0 %. Besar kecilnya kehilangan hara lewat
volatilisasi tentu saja sangat dipengaruhi oleh intensitas kebakaran dan
kualitas biomassa sebagai bahan bakar.
Apakah unsure hara
bersumber dari abu tegakan akan menambah kesuburan tanah ? jawabnya adalah ya
walaupun hanya bersifat sementara. Abu
tegakan tidak berbeda dari pupuk yang ditambahkan kedalam tanah. Sifatnya mobil (mudah terangkut) karena mudah
larut. Apabila hujan turun maka
partikel-partikel abu di permukaan tanah miring sebagian akan terangkut menuju
tempat-tempat lebih rendah bersama aliran air permukaan. Dalam bentuk larutan, hara yang dikandung abu
tegakan akan dengan mudah diserap akar-akar tegakan untuk keperluan hidupnya
dan atau diserap oleh koloid tanah dan atau akan terangkut bersama gerak air
perkolasi ke lapisan-lapisan tanah yang dalam.
Mengapa efek
positif dari kandungan hara abu bersifat sementara.? Penyebab utamanya adalah; a) terbatasnya
kapasitas perakaran tegakan sisa kebakaran dalam menyerap unsure hara pada saat
unsure hara melimpah jumlahnya dan b) terbatasnya daya simpan hara koloid tanah
yang terbentuk di wilayah iklim tropis basah.
Karena adanya dua factor pembatas itu, unsure-unsur hara bersumber dari
abu tegakan lebih banyak yang hilang baik bersama aliran permukaan maupun
bersama gerak air perkolasi secara vertical atau lateral di dalam tanah.
Mengapa daya serap
koloid tanah di wilayah iklim tropis basah rendah.? Hal ini berhubungan dengan rendahnya
Kapasitas Tukar Kation (KTK) mineral liat kaolinit yang dominan pada
tanah-tanah yang telah berkembang lanjut (ultisols. Oxisols) di wilayah iklim
tersebut. Kapasitas tukar kation suatu
tanah adalah kemampuan koloid tanah yang bersangkutan dalam menyerap
kation-kation yang dunyatakan dalam satuan miliekivalen/100 gr tanah. Oleh karena itu, KTK tanah dapat dianggap
sebagai gudang dalam tanah untuk menyimpan berbagai unsure hara yang
diperlukannya. Gudang yang dimiliki
mineral liat kaolinit pada tanah-tanah ultisols-oxisols berukuran KTK hanya 3-6
meq/100 gr sedangkan jenis-jenis tanah yang lebih muda, misalnya inceptisols,
alfisols memiliki KTK 10-50 meq/100 gr
karena mineral liat yang dominan dalam tanahnya bukan dari golongan
kaolinit melainkan dari golongan montmorilonit dan atau illit. (hal 17 – 21 Pidato Pengukuhan Guru Besar
Prof. Daddy Ruhiyat/ 1999).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar