Minggu, 14 April 2013

Dampak Kebakaran Terhadap Kesuburan Tanah



Selain memusnahkan vegetasi dan bahan organic di lantai hutan, kebakaran hutan akan mengubah sifat-sifat kimia serta mikrobiologi tanah.  Vegetasi hutan yang terbakar akan menghasilkan abu yang berisikan berbagai unsure hara.  Jumlah dan susunan kimia abu tegakan hutan hujan tropis belum banyak diketahui.  Namun demikian, berbagai ahli mengemukakan bahwa kandungan hara abu tegakan itu dipengaruhi oleh jenis tanah tempat tumbuh tegakan yang bersangkutan.

Miskinnya kandungan unsure-unsur basa tanah oxisols dan ultisols dibandingkan dengan alfisols tercermin dari rendahnya kandungan unsure-unsur tersebut pada abu tegakan hutannya.  Begitu pula lebih tuanya perkembangan tanah oxisols daripada ultisols tercermin dari kandungan hara abu tegakannya yang lebih rendah.  Dalam konteks tanah-tegakan ini, dapat diduga bahwa ultisols Kaltim memiliki harkat kesuburan lebih tinggi daripada ultisols Peru.

Dibandingkan dengan masing-masing kandungan hara yang semula tersimpan pada biomassa tegakan, kandungan hara abu tegakan lebih kecil, yaitu; N – 23 %; K – 25 %; Ca-49 % dan Mg- 32 %.  Penyebabnya adalah tidak semua biomassa tegakan, terutama komponen batang dan cabang habis terbakar, umumnya Cuma; daun, ranting, cabang kecil dan komponen-komponen kecil lainnya yang mudah mongering.  Disamping itu, seperti dilaporkan Khanna dan Woods(1984) pada saat bahan organic terbakar, maka terjadi volatilisasi, yaitu; menguapnya sebagian unsure hara dalam bentuk gas ke udara.  Kehilangan karena volatilisasi itu, unsure N-55 %; K- 43,5 %; Mg- 26,5 % dan Ca-0 %.  Besar kecilnya kehilangan hara lewat volatilisasi tentu saja sangat dipengaruhi oleh intensitas kebakaran dan kualitas biomassa sebagai bahan bakar.

Apakah unsure hara bersumber dari abu tegakan akan menambah kesuburan tanah ? jawabnya adalah ya walaupun hanya bersifat sementara.  Abu tegakan tidak berbeda dari pupuk yang ditambahkan kedalam tanah.  Sifatnya mobil (mudah terangkut) karena mudah larut.  Apabila hujan turun maka partikel-partikel abu di permukaan tanah miring sebagian akan terangkut menuju tempat-tempat lebih rendah bersama aliran air permukaan.  Dalam bentuk larutan, hara yang dikandung abu tegakan akan dengan mudah diserap akar-akar tegakan untuk keperluan hidupnya dan atau diserap oleh koloid tanah dan atau akan terangkut bersama gerak air perkolasi ke lapisan-lapisan tanah yang dalam.

Mengapa efek positif dari kandungan hara abu bersifat sementara.?  Penyebab utamanya adalah; a) terbatasnya kapasitas perakaran tegakan sisa kebakaran dalam menyerap unsure hara pada saat unsure hara melimpah jumlahnya dan b) terbatasnya daya simpan hara koloid tanah yang terbentuk di wilayah iklim tropis basah.  Karena adanya dua factor pembatas itu, unsure-unsur hara bersumber dari abu tegakan lebih banyak yang hilang baik bersama aliran permukaan maupun bersama gerak air perkolasi secara vertical atau lateral di dalam tanah.

Mengapa daya serap koloid tanah di wilayah iklim tropis basah rendah.?  Hal ini berhubungan dengan rendahnya Kapasitas Tukar Kation (KTK) mineral liat kaolinit yang dominan pada tanah-tanah yang telah berkembang lanjut (ultisols. Oxisols) di wilayah iklim tersebut.  Kapasitas tukar kation suatu tanah adalah kemampuan koloid tanah yang bersangkutan dalam menyerap kation-kation yang dunyatakan dalam satuan miliekivalen/100 gr tanah.  Oleh karena itu, KTK tanah dapat dianggap sebagai gudang dalam tanah untuk menyimpan berbagai unsure hara yang diperlukannya.  Gudang yang dimiliki mineral liat kaolinit pada tanah-tanah ultisols-oxisols berukuran KTK hanya 3-6 meq/100 gr sedangkan jenis-jenis tanah yang lebih muda, misalnya inceptisols, alfisols memiliki KTK 10-50 meq/100 gr  karena mineral liat yang dominan dalam tanahnya bukan dari golongan kaolinit melainkan dari golongan montmorilonit dan atau illit.  (hal 17 – 21 Pidato Pengukuhan Guru Besar Prof. Daddy Ruhiyat/ 1999).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar